Komoditas Ikan Lemuru di Indonesia
1. Klasifikasi Ikan Lemuru (Sardinella sp)
IKAN LEMURU ( Sardinella lemuru)Ikan Lemuru (Sardinella spp)Lemuru merupakan ikan- ikan yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan sardinella. Lemurubiasanya hidup bergerombol. Badannya langsing dengan warna biru kehijau-hijauan pada bagianpunggung dan keperak-perakan pada bagian bawahnya. Makanan utamanya adalah plankton. Untuk itu,ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers) untuk menapis atau menyaring planktonmakanannya.Klasifikasi dari ikan lemuru itu sendiri menurut Saanin (1986) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Clupeiformes
Family : Clupeidae
Genus : Sardinella
Species : Sardinella sp
2. Morfologi Ikan Lemuru (Sardinella Sp)
Ciri-ciri morfologinya adalah sebagai berikut :
1. Badannya bulat panjang dengan bagian perut agak membulat dan sisik duri agak tumpul serta tidakmenonjol
2. Warna badan biru kehijauan pada bagian atas (punggung),putih keperakan pada bagian bawah.
3. Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris bulatan-bulatan hitamsebanyak 10 - 20 buah.
4. Siripnya berwarna abu-abu kekuning-kuningan5. Warna sirip ekor kehitaman demikian juga pada ujung moncongnya (Dwiponggo,1992) Ikan pemakanplankton ini memiliki Ukuran : Panjang badan dapat mencapai 23 cm dan umumnya antara 17 - 18 cm
3. Biologi Ikan Lemuru (Sardinella sp)
Ikan lemuru merupakan ikan pelagis kecil yang banyak hidup dengan wilayah penyebaran cukup luas di perairan Indonesia, di antaranya di perairan selat bali, selat lombok, kalimantan samudera Hindia. Pada penulisan tugas ini, obyek ikan Lemuru yang akan ditelaah difokuskan pada wilayah perairan selat Bali.
Menurut klasifikasi Blekker (1853) (Saanin, 1986), ikan lemuru di perairan selat Bali masuk dalam klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom Animalia, Phylum Chordata, Sub Phylum Vertebrata, Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo Clupeiformes, Family Clupeidae, Genus Sardinella, Spesies Sardinella sp.
Di Indonesia ikan lemuru banyak ditemukan dengan spesies Sardinella lemuru, Sardinella atricauda, Sardinella longiceps, Sardinella sirm, Sardinella clupeoides dan Sardinella leiogaster(Fishbase, 2010). Di perairan selat Bali, jenis ikan lemuru yang dimanfaatkan lebih banyak dari jenis Sardinella lemuru (FAO mendefinisikan nama ikan Lemuru dalam bahasa Inggris adalahBali Sardinella)
Ikan lemuru banyak tersebar di perairan sebelah timur Samudera Hindia dari Phuket (Thailand), pantai selatan Jawa Timur dan Bali hingga sebelah barat benua Australia. Di sebelah barat samudera Pasifik, ikan lemuru menyebar dari utara laut jawa, Filipina, Hongkong, Taiwan sampai ke selatan Jepang.
Ikan lemuru merupakan ikan pelagis kecil yang banyak ditemukan di perairan sekitar pantai dan bermigrasi dengan cakupan daerah yang cukup luas. Makanan utamanya berupa fito plankton dan sebagian zoo plankton.
Masa memijah ikan Lemuru di perairan selat Bali jatuh antara bulan September – Februari atau di antara masa berakhirnya musim hujan. Pada beberapa kondisi, wilayah migrasi ikan Lemuru untuk memijah dapat diketahui melalui perubahan pergerakan massa air (hydrological) dan temperatur air, namun pada umumnya daerah memijahnya tidak dapat diketahui secara pasti. Ukuran ikan Lemuru dewasa dapat mencapai panjang 23 cm, dengan rata-rata panjang 20 cm.
4. Daerah Penangkapan Ikan Lemuru
Perairan dimana terdapat banyak ikan bergerombol dan memungkinkan untuk dapat ditangkap denganalat tangkap tertentu dinamakan daerah penangkapan petensial.Berdasarkan Penelitian Akustik yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) dengan menggunakan alat fish finder, ternyata ikan-ikan Lemuru di perairan Selat Bali hanya terpusat di paparan saja (paparan Jawa dan Bali) pada kedalaman kurang dari 200m, sedangkan di luar paparan ikan ini tidakdapat ditemukan. Pada siang hari ikan Lemuru ini mempunyai kebiasaan membentuk gerombolan dalam jumlah yang cukup padat di dasar perairan, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan dan agakmenyebar.Para nelayan memberikan nama kepada daerah-daerah penangkapan yang ada di perairan Selat Bali secara turun-temurun. Nama-nama tersebut diberikan berdasarkan nama daratan yang terdekat/terlihat saat operasi penangkapan berlangsung baik berupa tanjung, teluk atau tanda-tanda lainnya.Nama-nama daerah penangkapan yang ada di Selat Bali berdasarkan hasil pencacatan selama penelitian terdapat 8 nama daerah penangakan yaitu : Klosot (Wringinan); Senggrong; Tg. Angguk; Kr. Ente;Grajagan, ke lima daerah ini terletak di paparan Jawa, sedangkan daerah penangkapan Pulukan; Seseh ;Uluwatu ke tiga daerah ini terletak pada paparan Bali. Selain ke delapan daerah penangkapan diatas,ada daerah penangkapan lainnya yaitu Teluk pang-pang , TI Banyubiru, dan TI Senggrong yang merupakan daerah penangkapan alat bagan tancap dan bagan apung.Lemuru ( Sardinella lemuru) menghuni perairan tropis yang ada di daerah Indo-Pacific. Menurut Whitehead ( 1985), ikan ini merupakan habitat yang menghuni suatu daerah dengan area yang luas yaitudi sebelah timur samudra india, yaitu. Pukhet, Thailand, pantai selatan di jawa timur dan Bali, Australiabarat, dan samudera pasifik ( dari Pulau Jawa sebelah utara sampai Pilipina, Hong Kong, Taiwan bagian selatan dan Pulau Jepang). Di sebelah tenggara pulau Jawa dan Bali, konsentrasi ikan Lemuru sebagianbesar berada di Selat Bali.Selama siang hari gerombolan ikan padat ditemukan dekat dengan dasar perairan, sedang pada malammereka bergerak ke lapisan dekat permukaan membentuk gerombolan yang menyebar. Sekali–kalikadang gerombolan Lemuru ditemukan di atas permukaan selama siang hari ketika cuaca berawan dan gerimis. Bagaimanapun, secara normal sulit untuk menangkap ikan tersebut dengan cepat. Penangkapansecara normal dapat dilakukan selama malam hari ketika ikan pindah/ bergerak dekat dengan permukaan air.Juvenile Lemuru tinggal di perairan yang dangkal dan menjadi target dari alat tangkap tradisional,seperti liftnet, gillnets, dan lain lain. Lemuru berada di teluk Pangpang, dekat ujung Sembulungan dan semenanjung Senggrong di sisi pulau Jawa dan di Teluk Jimbaran Bali. Ukuran ikan terkecil ini kurang dari 11cm (nama local disebut sempenit) secara umum mulai bulan Mei sampai September dan kadang-kadang meluas ke Desember. Ikan yang lebih besar menghuni perairan lebih dalam dan secara umum ukuran dari ikan bertambah panjang semakin ke arah selatan.Selat Bali merupakan daerah perairan yang relatif sempit (sekitar 960 mil2). Mulut bagian utara sekitar 1mil dan merupakan perairan yang dangkal (kedalaman sekitar 50 meter) sedangkan mulut bagian selatan sekitar 28 mil dan merupakan perairan yang dalam. Perairan Selat Bali ini mempunyai kesuburan yang tinggi.
5. Potensi Ikan Lemuru (Sardinella sp)
Ikan Lemuru banyak dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi langsung, baik yang diolah dalam bentuk ikan kaleng, ikan pindang, maupun ikan asin. Produk akhir dari komoditi ikan Lemuru ini adalah sebagai tepung ikan, minyak ikan dan bahan pakan ikan.
Produksi ikan Lemuru di Indonesia terbilang cukup besar, sebagaimana data FAO bahwa pada tahun 1999 ikan Lemuru yang di produksi di perairan Indonesia mencapai 161.470 ton meningkat sebesar 169 % sejak produksi pada tahun 1983 (FAO, 2010). Pada tahun 2010, produksi ikan Lemuru di perairan selat Bali mengalami penurunan yang sangat drastis, yakni sebesar 17.854,857 ton.
Ikan Lemuru banyak dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi langsung, terutama yang di olah dalam bentuk ikan kaleng, ikan pindang dan ikan asin (FAO 1999). Pengolahan ikan Lemuru di sekitar selat Bali telah tumbuh sejak puluhan tahun yang lalu. Tren industri pengolahan ikanLemuru mengalami penurunan antara tahun 1992–1996, tercatat menurut FAO (1999), total pemanfaatan ikan Lemuru pada tahun 1996 menurun drastis hingga hanya mencapai 7929,9 ton per tahun, dari sebelumnya pada tahun 1992 sebesar 35.692,5 ton per tahun. Ada pun penurunan ini banyak di sebabkan oleh sedikitnya supply bahan baku olahan ikan Lemuru yang ditangkap dari perairan selat Bali. Penurunan jumlah tangkapan ini banyak disebabkan oleh gejala el nino dan selain itu dikarenakan besarnya jumlah armada penangkapan yang beroperasi di selat Bali sehingga mengakibatkan kondisi ikan Lemuru di selat Bali telah mengalami over exploited.
Hasil tangkapan ikan Lemuru, sebagai mana di jelaskan pada sub bab sebelumnya, banyak di dominasi dengan jenis olahan ikan kaleng. Hal ini berarti, ikan Lemuru yang berhasil ditangkap oleh nelayan lebih banyak di supply untuk kebutuhan industri ikan kaleng (canning). Ikan kaleng ini dipasarkan baik di pasar local, nasional maupun internasional. (FAO, 1999).
6. Pengelolaan Ikan Lemuru (Sardinella sp
Ikan Lemuru telah lama dikenal sebagai bahan baku ikan kaleng (sarden). Nilai ekspor ikan sarden ini memiliki jumlah yang cukup besar, bahkan untuk tingkat konsumsi nasional, produk olahan ikan sarden ini memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Selain itu, produk olahan ikan Lemuru yang juga menjangkau pasar nasional antara lain dalam bentuk pindang, asin dan asap.
Pada tahun 2010, ekspor ikan sarden senilai US$ 15.322.828. Peningkatan yang sangat besar jika dibandingkan pada tahun 2006, dimana nilai ekspor hanya sebesar US$ 925.572. Tingginya nilai ekspor ikan Sarden tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi ikan Lemuru yang dihasilkan di Indonesia. Suply bahan baku ikan sarden dimaksud sebagian diperoleh melalui impor ikan Lemuru. Kurangnya produksi tangkapan ikan Lemuru di dalam negeri lebih dikarenakan semakin sulitnya ditemukan ikan Lemuru, terutama di perairan Selat Bali sebagai sentra produksi ikan Lemuru di Indonesia. Kondisi over-exploited di perairan Selat Bali ini disebabkan kurangnya pengendalian penangkapan ikan Lemuru yang terlihat dari jumlah armada penangkapan ikan Lemuru yang sangat besar.
- Kebijakan dan regulasi dalam pengelolaan ikan Lemuru yang belum mengarah kepada pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan
- Daya dukung kelestarian lingkungan yang semakin rendah
- Jumlah armada penangkapan ikan yang terlampau besar, apalagi dengan ditambahnya nelayan andon dengan teknologi penangkapan yang kurang selektif
- Kebijakan pemasaran di tingkat lokal maupun internasional yang belum mendukung usaha nelayan
- Jumlah stok ikan Lemuru yang semakin berkurang
- Alat tangkap lain (non purse seine) yang beroperasi menangkap ikan Lemuru
Yang menjadi upaya bagi Pemerintah dalam mendorong pengelolaan ikan Lemuru menjadi besar kembali adalah dengan melaksanakan beberapa hal sebagai berikut (Joesidawati dkk., 2005):
Ø Diversifikasi produk olahan ikan Lemuru dengan memperhatikan pertambahan nilai (mutu) produknya
Ø Ditetapkannya daerah konservasi agar daya dukung kelestarian sumberdaya ikan dapat tetap terjaga
Ø Di aturnya jumlah armada penangkapan ikan Lemuru sesuai dengan effort yang optimal
Ø Melarang nelayan andon untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan Lemuru
Ø Memperluas jangkauan wilayah penangkapan.
Ø Regulasi dan kebijakan yang mengatur pengelolaan ikan Lemuru harus mendukung usaha perikanan yang berkelanjutan
Ikan Lemuru adalah ikan pelagis kecil yang bernilai ekonomi sangat tinggi. Komoditi yang telah sejak lama menjadi primadona usaha perikanan di era tahun 90an, menempatkan ikan Lemuru,Sardinella lemuru, ini sebagai produk olahan yang sangat dinikmati oleh seluruh penduduk di Indonesia, maupun dunia. Industri yang telah berkembang untuk pemanfaatan hasil tangkapan ikan Lemuru ini, telah memanfaatkan seluruh kandungan nutrisi pada ikan Lemuru, baik sebagai bahan pangan maupun bahan baku pembuatan pakan ternak.
Namun pada akhir tahun 90 an hingga saat ini, ikan Lemuru telah mengalami kondisi yang memprihatinkan terhadap ketersediaannya di alam. Semakin jauhnya daerah tangkapan dengan hasil yang lebih kecil, menyebabkan perlunya Pemerintah bersama dengan masyarakat, khususnya pelaku usaha perikanan Lemuru, untuk menerapkan pemanfaatan ikan Lemuru yang lestari.
No comments:
Post a Comment